Produksi Keripik Wailiti, Margareta Berdayakan Tetangganya

Editor: Irvan Syafari

Margareta Setia Rahayu, pemilik usaha Dapur Daun yang memproduksi aneka makanan ringan-Foto : Ebed de Rosary.

Selama 5 tahun menjalani usaha,produk dengan merek Keripik Wailiti kini mulai terkenal dan disukai pembeli. Dalam seminggu kata Margareta,dirinya bisa dua sampai tiga kali produksi keripik pisang dengan 3 varian rasa yakni bawang, manis dan pedas manis.

“Sekali produksi sata membutuhkan 7 sampai 10 tandan pisang kepok dan dari jumlah itu menghasilkan 200 sampai 300 bungkus keripik pisang dengan ukuran 150 gram. Keripik pisang ini dijual dengan harga 10 ribu rupiah per bungkus,” sebutnya.

Pisang Kepok sebut perempuan 49 tahun ini diperolehnya dari para petani yang mengantar sendiri ke rumah sekalian tempat produksinya. Terkadang dirinya membeli dari pedagang yang menjual di Pasar Alok Maumere.

“Dengan menggeluti usaha ini saya bisa memberdayakan tetangga sekitar dimana saya bisa dibantu oleh 4 sampai 6 perempuan. Saya bisa memberi gaji tetangga saya,kaum perempuan dan ibu-ibu yang selama ini waktunya banyak terbuang percuma,” tuturnya.

Dalam seminggu tutur Margareta, dirinya bisa mengantongi pendapatan minimal 3 juta rupiah. Dengan usaha ini pun warga Kelurahan Wailiti ini bisa memberikan penghasilan lebih kepada para petani dengan membeli pisang mereka denga harga yang pantas.

Modal Minim

Selain keripik pisang Wailiti, Dapur Daun juga memproduksi keripik ubi, talas dan sukun, emping jagung serta abon ikan Tuna.Hasil produksinya dijual di hotel-hotel, toko, restoran serta mini market di seantero kota Maumere.

“Ada juga yang datang membeli dalam ukuran kilogram di mana saya jual sekilogramnya 65 ribu rupiah. Biasanya orang pesan untuk pesta nikah dan acara kantor dan sekali beli bisa 6 sampai 10 kilogram,” papar Margareta.

Lihat juga...