Perbaikan Alur Sungai Way Tuba Mati Terus Dilakukan
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG — Kerusakan talud jembatan Way Tuba Mati, di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, dan kondisi jalan bergelombang di badan jembatan selesai dikerjakan pada akhir Maret, lalu. Namun perbaikan alur sungai tepat di bawah jembatan terus dikerjakan dengan sistem bronjong kawat diisi batu belah.
Mahmud, pekerja dari kontraktor yang ditunjuk Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengaku pengerjaan sudah dilakukan sepekan.
Menurutnya, penguatan alur Sungai Way Tuba Mati dilakukan oleh Satker P2JN PUPR pascapondasi jembatan longsor. Kerusakan terjadi akibat lalu lintas kendaraan bertonase berat di jalan nasional, salah satunya kendaraan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Faktor penyumbatan alur sungai juga menyumbang kerusakan bawah jembatan yang menjadi lokasi pembuangan sampah oleh warga.
“Pembersihan sampah kami lakukan bersama kelompok pekerja lain selama hampir setengah bulan, sebelum dilakukan konstruksi karena sampah menggunung di dasar jembatan,” terang Mahmud, Rabu (11/4/2018).
Jembatan yang terletak di KM 70-71 tersebut, kata Mahmud, tepat berada di Sungai Way Tuba Mati bersumber dari Gunung Rajabasa. Sebelumnya, potensi longsor sungai sempat terjadi pascahujan deras melanda wilayah tersebut.
Akibat banjir, sebagian sepadan sungai bahkan mengalami longsor, meski sebagian tertahan dengan keberadaan rumpun pohon bambu di wilayah tersebut.
Rehabilitasi jalan, jembatan di sepanjang ruas Jalinsum dan Jalintim yang dikerjakan oleh P2JN Kementerian PUPR tersebut, dikebut sebelum arus lebaran. Talud dengan bronjong kawat berisi batu dikerjakan pada tepi sungai sepanjang 26 meter, dengan ketinggian mencapai tiga meter. Setelah bronjong selesai dipasang, penimbunan pada sepadan sungai akan dilakukan agar saat banjir tidak meluap ke lahan perkebunan warga.