Menjaga Sungai, Cara Warga Lamsel Lestarikan Bumi

Editor: Satmoko

Pentingnya menjaga pohon di aliran sungai sebagai bentuk melestarikan bumi juga dilakukan oleh warga pesisir pantai.

Hendra (36) salah satu warga desa Kunjir kecamatan Rajabasa menyebut, peristiwa kerusakan alam berkali-kali dialami warga Kunjir. Kerusakan tersebut diantaranya banjir bandang akibat penebangan lereng Gunung Rajabasa pada tahun 2013, kerusakan akibat badai Dahlia tahun 2017. Kerusakan makin parah diakui Hendra akibat tidak adanya tanaman penghalang di sepanjang pesisir.

“Abrasi pantai oleh gelombang laut bisa dicegah dengan tanggul buatan, namun pentingnya pohon sudah terlihat di beberapa bagian pantai,” bebernya.

Jenis pohon ketapang laut, kelapa, cemara laut dan ceri bahkan tertanam rapi di sepanjang pantai Serambi Krakatau. Hendra menyebut, berbagai tanaman tersebut selain mengikat batu penahan gelombang bisa sebagai peneduh.

Saat badai rumah di belakang jajaran pohon terbantu terhalang terjangan angin dan gelombang laut. Program penanaman pesisir pantai  ikut mengantisipasi kerusakan pantai dan menjaga bumi.

Selain penanaman pohon, penyediaan tempat sampah berikut imbauan larangan membuang sampah di pantai terus digalakkan oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) desa Kunjir.

Berbagai jenis kreasi tempat sampah dari bekas drum kaleng, drum plastik serta bambu menjadi sarana agar warga tidak membuang sampah di laut. Hasilnya pantai Serambi Sumatera terlihat bersih dan tidak ditemui sampah berserakan.

Upaya menjaga bumi melalui pantai juga dilakukan oleh warga desa Way Muli kecamatan Rajabasa.

Udin (40) warga setempat mengaku menjaga pantai merupakan bagian menjaga lingkungan. Sebab diakuinya warga sebagian besar tinggal menghadap arah pantai. Larangan membuang sampah di pantai masih kerap dilanggar warga, namun saat akhir pekan warga bergotong royong membersihkan sampah.

Lihat juga...