Menjaga Sungai, Cara Warga Lamsel Lestarikan Bumi

Editor: Satmoko

LAMPUNG – Menjaga kelestarian alam, bumi menjadi tugas setiap orang yang memahami pentingnya alam sebagai sumber keberlangsungan hidup.

Kondisi tersebut dibenarkan oleh Usman (50) warga desa Banjarmasin kecamatan Penengahan Lampung Selatan (Lamsel) yang memiliki lahan di daerah aliran sungai Way Tuba Mati.

Usman menyebut peristiwa banjir yang melanda sekitar 11 desa dan merusak 136 lebih rumah warga diakuinya menjadi peringatan untuk lebih mencintai bumi. Ia menyebut mencintai bumi tidak harus dilakukan dengan skala besar melainkan cukup dengan hal-hal kecil yang berkelanjutan.

Usman bahkan menyebut sejak tahun 2000 sudah melakukan penanaman pohon waru gunung, bambu apus, keluwih, bambu hijau ,kelapa, pinang, di tepi aliran sungai Way Tuba Mati.

Aliran air yang jernih sungai Way Tuba Mati setelah warga dilarang membuang sampah di sungai dan lakukan penanaman pohon di daerah aliran sungai [Foto: Henk Widi]
Awalnya ia menyebut hanya meminta bibit bambu dari sepuluh rebung yang ditanam di sepanjang DAS Way Tuba Mati. Selanjutnya rumpun bambu apus dan hijau tersebut tumbuh berjajar hingga kini menjadi rumpun bambu berjumlah ratusan batang.

“Setiap hujan mengakibatkan banjir membuat lahan saya longsor terbawa arus sungai, lalu bambu saya tanam sebagai solusi untuk mengatasi abrasi sungai dan cukup efektif hingga kini rumpun bambu bertambah banyak,” terang Usman, salah satu warga desa Banjarmasin kecamatan Penengahan saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (22/4/2018).

Usman menyebut prinsip memberi warisan kepada anak cucu diakuinya bisa dilakukan dengan menggunakan pohon dan tanaman produktif. Jenis tanaman bambu apus diakuinya kerap dibeli oleh warga yang membutuhkannya sebagai bahan bangunan.

Lihat juga...