Menjaga Sungai, Cara Warga Lamsel Lestarikan Bumi

Editor: Satmoko

Aliran sungai Way Tuba Mati diperbaiki dengan talud beronjong sebagian dibiarkan alami dengan tanaman bambu penahan longsor [Foto: Henk Widi]
Seharga Rp6.000 per batang bambu apus di sepanjang aliran sungai telah memberinya sumber penghasilan secara ekonomi. Ia juga tak lagi khawatir sungai tergerus saat hujan karena perakaran bambu sangat kuat.

Selain bambu, jenis tanaman keluwih diakuinya memberi manfaat untuk mempertahankan tanah dari bahaya longsor. Selain itu keluwih digunakan sebagai bahan sayuran untuk keluarganya.

Selain sudah tidak lagi mengalami longsor, sungai Way Tuba Mati juga sudah kembali jernih atas kesadaran warga di hulu sungai tidak membuang sampah ke aliran sungai. Sebelumnya saat banjir, Usman kerap menemukan sampah plastik tersangkut di rumpun bambu hasil pembuangan ke sungai.

“Di bagian jembatan pun menjadi lokasi pembuangan sampah, kini setelah ditalud dengan beronjong warga diberi peringatan larangan membuang sampah sembarangan ke sungai dari jembatan,” tegas Usman.

Tanaman ketapang laut, cemara, cery ditanam warga sebagai penahan abrasi di desa Kunjir kecamatan Rajabasa [Foto: Henk Widi]
Ia menyebut, kesadaran warga untuk menjaga bumi dengan hal-hal sederhana masih perlu ditingkatkan. Setelah terjadi luapan banjir, ia mengaku mulai timbul kesadaran pentingnya menanam pohon dan menjaga kebersihan sungai.

Selain bisa dipergunakan untuk irigasi lahan pertanian, sungai Way Tuba Mati kini bisa digunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi.

Lihat juga...