Makna Tumpeng di Tasyakuran HUT TMII
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
JAKARTA — Memperingati HUT Ke-43, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menggelar tasyakuran di Pendopo Agung Sasono Utomo TMII, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Ketua Yayasan Harapan Kita, Siti Hardijanti Rukmana atau akrab disapa Mbak Tutut dengan mengenakan batik Sasirangan khas Kalimantan Selatan (Kalsel) memotong tumpeng kuning pada tasyakuran ini.
“Tumpeng kuning ini ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ucap Mbak Tutut saat memotong tumpeng.
Usai memotong tumpeng kuning menjadi empat potongan, yang bermaka kemakmuran, Mbak Tutut pun menyajikan potongan tumpeng itu dalam sebuah piring lengkap dengan lauk pauknya. Kemudian tumpeng itu diberikan kepada Direktur Utama TMII, Tanribali Lamo.
Selain tumpeng kuning, tersaji juga tumpeng putih yang bermakna keselamatan. Tumpeng asahan dan tumpeng nasi gurih mengandung makna permohonan perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun tumpeng nasi golong dan ketan kuning mengandung makna tekad batin dan hati untuk bersatu.
Ragam pendamping aneka tumpeng yang disajikan juga penuh makna. Yakni, aneka pendeman dan buah rangkaian serta gemantung bermakna mensyukuri limpahan rahmat.

Kue apem bermakna mohon perlindungan dan ampunan. Sedangan jajanan pasar sebagai tanda ucapan syukur atas apa yang diterima.
Adapun bubur kendil (bubur merah putih) mengandung makna bahwa kita dilahirkan dari ayah dan ibu.