Kembang Kantil, Menguak Misteri Sekte Sesat
Editor: Satmoko
Akting Irish Bella kian matang. Meski ini film horor pertama yang dibintanginya tapi tampaknya ia mampu memainkan dengan baik. Jam terbang Irish yang cukup banyak dalam dunia seni peran menjadikan dirinya memang matang akting.
Nafa Urbach, penyanyi yang baru pertama kali merambah film layar lebar, tampak memainkan peran dengan cukup baik. Ada sebuah tembang Jawa dalam film ini yang dilakukannya dengan baik menjadi bukti bahwa dirinya memang penyanyi berpengalaman.
Richelle Georgette Skonicki, pemain cilik, dapat berperan dengan cukup baik sebagai seorang anak yang depresi berat karena melihat ibunya mati dengan sangat mengenaskan bersimbah darah. Ia juga cukup baik dan meyakinkan dalam ekspresi ketakutan saat diguna-guna oleh pengikut sekte sesat.
Adapun para pemain pendukung, seperti di antaranya Dorman Borisman mengingatkan kita pada film-film horor zaman dulu sekitar tahun 1980-an. Dalam film ini, Dorman comeback, meski porsi perannya dalam film ini sedikit, tapi menjadi kunci jawaban dari teka-teki misteri Tania dalam film ini.
Musik horor dalam film ini bagus sekali. Begitu dinamis memainkan ritmis ketegangan seperti memompa adrenalin menuju ketegangan demi ketegangan berikutnya yang tak berkesudahan. Tempo musik horornya terjaga dengan baik.
Sayangnya, rumah panti asuhan tampak terlalu megah nan mewah untuk sebuah panti asuhan, atau mungkin ini rumah dari orang sangat kaya raya yang mengasuh anak-anak yatim piatu? Tapi kalau kaya raya mengapa melepas anak yatim piatunya untuk diadopsi orang lain?
Menyaksikan film ini kita diingatkan untuk menjadi kaya memang dibutuhkan kerja keras, bukan jalan pintas, apalagi mengikuti sekte sesat yang tentu akan ada tumbalnya. Hidup di dunia fana yang hanya sebentar saja mestinya digunakan sebaik-baiknya sesuai dengan jalan kebajikan yang Tuhan gariskan.