Hutan di Aceh Mulai Kering
BANDA ACEH – Pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, menyatakan hutan dan lahan, terutama yang bergambut dewasa ini mulai mengering pada sebagian wilayah di Aceh.
“Hadirnya titik panas otomatis memberi tanda, bahwa hutan di Aceh mulai kering,” jelas Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Sabtu.
Menurutnya, hujan yang turun di berbagai kabupaten/kota di provinsi paling ujung Utara di Sumatera dalam beberapa pekan terakhir dengan curah ringan dan sedang, merupakan hujan Equatorial.
Hujan Equatorial tidak dialami oleh semua provinsi di Indonesia, melainkan cuma dialami beberapa daerah termasuk di Aceh dilintasi matahari, seperti wilayah laut atau perairan, dan daratan, sehingga memberi dampak tersebut.
“Fenomena Equatorial, sudah berlalu. Kini di Aceh, kita prediksi curah hujan semakin berkurang di sejumlah wilayah. Maka yang muncul titik panas,” katanya.
Seperti diketahui, lima titik panas di Aceh muncul dalam dua hari berturut-turut, yakni Selasa (10/4) sore, dan Rabu (11/4) pagi, hasil pendeteksian lewat sensor modis yang terpasang di satelit.
Kelima titik panas itu, terpantau terdapat dua kabupaten di Aceh. Keempat titik panas, di antaranya di daerah dataran tinggi, yakni Bener Meriah dan satu titik panas lagi di Aceh Utara.
“Kami imbau bagi warga setempat agar selalu berhati-hati dengan api, baik di rumah atau di pekarangan. Begitu juga masyarakat ingin membuka lahan, tidak membakar,” tegas Zakaria.
Dilaporkan, telah terjadi kebakaran lahan kosong yang tidak terawat dan tidak ditanami milik salah seorang warga setempat Salman di Desa Kebon Baro, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara, Rabu, (11/4).