Gatot: Generasi Milenial Kunci Masa Depan Indonesia

“Hasil penelitian, 70 persen konflik dunia berlatarbelakang energi,” kata Gatot, sebagaimana yang tergambar dari semua lokasi perang di Timur Tengah adalah negara penghasil minyak.

Lalu, bagaimana positioning Indonesia dalam era persaingan global tersebut?

Dalam hemat Gatot, Indonesia harus melihat kompetensi ini. Karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang berpotensi menjadi rebutan negara lain.

“Saat ini, kita hidup dalam kompetisi global, di mana pimpinan negara duduk bersama dalam satu konferensi, kelihatannya seolah akrab, tetapi dalam hatinya berkata; ‘Lu saingan Gue, nih’,” tutur Gatot.

Gatot pun menyinggung ramalan Indonesia bubar pada 2030 dalam novel Ghost Fleet karangan P.W Singer dan August Cole. Menurut Gatot, bukan tidak mungkin ramalan itu betul-betul terjadi, sebab posisi strategis Indonesia di garis ekuator dengan segala sumber alam, akan menjadi rebutan bangsa lain.

Namun, semua ramalan itu bisa terpatahkan jika seluruh rakyat Indonesia mampu bersatu dan utuh dalam menjaga keharmonisan bangsa.

Jika semua bisa bekerja keras dan menanamkan optimisme, maka Indonesia akan bangkit dan ekonomi pun akan menjadi lima besar kekuatan ekonomi dunia. Apalagi, ada prediksi, bahwa pada 2050, GDP Indonesia menempati peringkat empat di dunia.

“Mengapa kita optimis prediksi tahun 2050 GDP (Gross Domestik Product) Indonesia menempati peringkat empat di dunia,” sebut Gatot, yang namanya masuk dalam sejumlah hasil survei sebagai Capres-cawapres 2019.

Dari slide yang dipaparkan Gatot, posisi Indonesia di 2016 berada di urutan kedelapan. Sementara urutan pertama hingga ketujuh berturut adalah China, US, India, Japan, Germany, Russia, Brazil, baru kemudian Indonesia, UK, dan France. Pada 2050, Indonesia akan menempati peringkat empat dunia setelah China, India, dan US.

Lihat juga...