Bahan Baku Teri Tawar di Lampung, Melimpah
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG — Sejumlah produsen teri tawar dan teri rebus di pesisir Lampung Selatan, mulai mudah memperoleh bahan baku pascapaceklik hasil tangkapan nelayan bagan congkel dan apung.
Salah satu pengepul ikan teri dan beragam ikan lain, di pusat pendaratan ikan Muara Piluk Bakauheni, Juanda, menyebut paceklik hasil tangkapan ikan terjadi sejak awal Februari hingga Maret dan kembali mendapat banyak tangkapan (along teri) pada bulan April. Ia menyebut, saat paceklik hasil tangkapan satu kapal bagan hanya mendapatkan 20 keranjang (cekeng), kini mendapatkan sebanyak 150 hingga 200 cekeng.
Melimpahnya hasil tangkapan ikan teri, dimanfaatkan oleh tiga jenis usaha di wilayah Lampung Selatan. Ikan teri segar pertama kali dibeli oleh para penjual ikan keliling (pelele) untuk dijual sebagai ikan teri mentah, pembeli kedua merupakan produsen teri rebus untuk diolah menjadi teri asin, pembeli ketiga merupakan produsen teri tawar untuk diolah tanpa perebusan.
Melimpahnya hasil tangkapan nelayan bagan, kata Juanda, tidak berpengaruh pada harga jual ikan teri segar. Dua jenis harga yang kerap diterapkan oleh nelayan, yakni harga pagi dan harga sore. Saat ikan teri didaratkan pada pagi hari, harga ikan teri bisa mencapai Rp180.000 hingga Rp200.000. Harga akan lebih rendah saat teri didaratkan pada siang hingga sore hari dengan kisaran harga Rp140.000 hingga Rp160.000 per cekeng.