Arang, Pembenah Tanah, Penyelamat Lingkungan
Pada saat bimbingan teknis pembuatan dan aplikasi biochar di Desa Sukadana Ilir, Lampung Timur pada Desember 2017, petani dengan mudah mampu mempraktikan pembuatan pembenah tanah ini, yang mana dengan membakar 300 kilogram tongkol jagung kering, petani bisa menghasilkan 100 kilogram biochar .
Mulyanto, salah satu petani mengakui bahwa pembuatan biochar cukup mudah dan cepat, hanya dibutuhkan waktu 1,5-2 jam.
Mulyanto juga menyampaikan bahwa kendala pembuatan biochar bagi petani adalah pada proses pengeringan bahan baku, yang hanya bisa dilakukan di Musim Kemarau.
Menurut Neneng, bahan baku yang dibakar harus dalam keadaan kering agar hanya sedikit asap yang dihasilkan. Hal ini perlu diingatkan kepada petani karena asap yang banyak akan menimbulkan emisi.
Penggunaan Biochar Neneng mengatakan pemberian biochar di lahan dapat dengan cara disebar, dilarik (jalur tanaman) secara merata, dan dibenam ke lubang tanam.
Menurut dia, aplikasi dengan cara disebar dilakukan dengan membenamkan biochar bersamaan dengan pengolahan tanah terakhir.
Jika diaplikasikan secara larikan di jalur lubang tanam, biochar ditutup dengan tanah sebelum dilakukan penanaman.
“Aplikasi dengan cara disebar lebih praktis, namun risiko terangkut aliran air pada saat hujan lebih tinggi dibandingkan dengan cara larik atau pada lubang tanam. Aplikasi secara larikan atau pada lubang tanam membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak,” tutur dia.
Pemberian biochar sekam padi dan kulit buah kakao takaran 5-10 hektar pada lahan kering masam di Lampung, memberikan hasil yang stabil hingga tiga musim tanam berturut-turut tanpa penambahan biochar pada musim tanam kedua dan ketiga.