UPTD Pasar Sepinggan Butuh Alat Pengolah Kompos
Editor: Koko Triarko
BALIKPAPAN — Sejak 2017, rumah kompos di Pasar Sepinggan, Balikpapan tidak lagi memproduksi kompos, karena alat pengolah kompos dengan ukuran besar yang ada sebelumnya telah dialihkan ke TPA Manggar.
“Kami sekarang ada alat pengolah yang kecil, tapi tidak maksimal. Dan, untuk mengoperasikan kita perlu bahan bakar, sementara tidak punya anggaran. Karena waktu itu masih defisit, sehingga untuk belanja seperti itu tidak dianggarkan,” kata Kepala UPTD Pasar Sepinggan, Balikpapan, Lily Suhernawati, saat ditemui Rabu, (21/3/2018).
Dengan tiadanya alat pengolah kompos yang besar, tahun ini pihaknya mengusulkan pengadaan alat pengolah kompos ukuran kecil, sekaligus bahan bakarnya, agar dapat beroperasi maksimal dalam pemilahan maupun pembuatan kompos, guna memberdayakan sampah yang ada di pasar Sepinggan.

“Yang kecil tidak jalan, karena tidak ada solar dan oli. Tahun 2017 karena defisit tidak dianggarkan. Mesin itu tak menghasilkan maksimal. Jadi rugi, kalau yang besar bisa jadi pupuk organik dan penggunaannya lebih maksimal. Tahun 2017 sampai sekarang tidak beroperasi untuk pengolahan komposnya,” terang perempuan yang sejak 2013 silam menjadi Kepala UPTD Pasar Sepinggan.
Menurutnya, dengan adanya alat pengolah kompos pengelolaan sampah yang terkumpul di Pasar Sepinggan, sangat terbantu, khususnya dalam mengurangi sampah yang diangkut ke TPA Manggar.
“Adanya rumah kompos ini sangat terbantu, karena sampah sayuran ini bisa langsung diolah dari sampah pasar yang terkumpul. Sampah di pasar ini bukan hanya sampah dari pasar, tapi juga dari warga sekitar. Dulu, kami bisa olah sampah organik menjadi kompos, kemudian kita bungkus per lima kilogram,” beber Lily.