Terbukti Bermanfaat, Program Padat Karya Terus Berlanjut

Ilustrasi - Aktivitas pembangunan desa - Dokumentasi CDN

PALU – Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga dan masyarakat melalui kegiatan padat karya untuk pengentasan kemiskinan di Kota Palu akan terus berlanjut karena sangat bermanfaat baik untuk peserta maupun untuk pemerintah kota.

“Jadi kalau ada isu-isu bahwa program padat karya ini dihentikan, itu tidak benar sama sekali,” kata pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Kota Palu, Mohamad Rifani yang dihubungi di Palu, Sabtu.

Ia mengakui bahwa pada 2018 ini terjadi keterlambatan dimulainya program karena masalah administratif sehingga selama Januari-Februari belum ada kegiatan di lapangan.

“Seluruh peserta padat karya sudah kembali bekerja terhitung 1 Maret 2018. Keterlambatan itu juga sudah disampaikan kepada seluruh peserta melalui para pengawas di semua kelurahan,” ujarnya.

Hingga sekarang peserta kegiatan padat karya mencapai 4.187 orang. Para peserta bekerja dua hari dalam seminggu dengan waktu kerja hanya dua jam tiap hari. Untuk itu para peserta mendapat upah Rp250.000 per bulan yang ditransfer ke rekening masing-masing peserta.

Sebelumnya peserta program padat karya bekerja sebanyak 60 jam tiap bulan atau 3 jam sehari dan 5 hari per minggu dengan upah Rp600 ribu per bulan. Semua peserta juga dikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

“Mereka bekerja membersihkan fasilitas-fasilitas umum seperti taman dan tempat-tempat ibadah,” katanya.

Maanfaat dari kegiatan yang sudah berjalan sejak 2014 ini sudah dirasakan oleh para peserta. Terbukti dari berkurangnya jumlah peserta padat karya yang sebelumnya mencapai 6.000-an orang. Artinya jumlah keluarga miskin berkurang sebab sasaran program ini adalah mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

Lihat juga...