Puspas Beberkan Penyebab Meningkatnya Kekerasan Terhadap Anak di NTT
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MAUMERE — Minimnya pendapatan keluarga di kabupaten Sikka menjadi salah satu penyebab masih maraknya kekerasan terhadap anak-anak. Bahkan dalam kurun waktu tertentu cenderung mengalami peningkatan bila tidak diambil langkah serius.
“Lokakarya yang diselenggarakan oleh Pusat Pastoral Keuskupan maumere pada Sabtu 24 Februari 2018 kemarin menemukan beberapa bentuk dan akar masalah seputar kekerasan terhadap anak serta berbagai tindakan yang telah diselenggarakan selama ini,” tutur RD. Yanuarius Hilarius Role dalam diskusi jejaring kerjasama perlindungan anak dan pencegahan KDRT di kabupaten Sikka, Selasa (6/3/2018).
Yanuarius selaku manager program Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Maumere menyebutkan, bentuk kekerasan terhadap anak dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran terhadap anak-anak.
“Akar masalahnya yakni lemahnya pendapatan ekonomi rumah tangga, gaya hidup boros, tidak bijak menggunakan alat-alat teknologi komunikasi seperti internet dan telepon genggam. Serta rapuhnya peran lembaga keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan,” bebernya.
Beberapa tindakan dan usaha yang telah dilakukan terang Yanuarius yakni sudah dibentuknya wadah Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di kabupaten Sikka. Sudah dilakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi namun uaha-usaha itu masih dilakukan secara sektoral.
“Selanjutanya akan tetap dilakukan tindakan-tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif oleh setiap pemangku kepentingan. Juga diusahakan adanya kerjasama lintas seksi atau sektoral di bawah koordinasi sebuah wadah,komisi, aliansi atau apapun namanya,” terangnya.