Plt.Bupati Sikka: Pendidikan Bukan Lahan Mencari Kekayaan

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

“Coba lihat sekarang ini para pemimpin suka sekali menyebut kata “Jaman Now”. Ini kata-kata apa, kita tidak menghargai bahasa kita sendiri, ini sebuah kekeliruan. Bahkan dimana-mana ini juga ditiru hingga ke tingkat desa padahal ini merusak identitas bangsa Indonesia,” tuturnya.

Plt. Bupati Sikka
Plt. Bupati Sikka Drs.Paolus Nong Susar. Foto : Ebed de Rosary

Padahal menurut wakil bupati Sikka ini, bahasa menunjukan bangsa sehingga istilah Jaman Now merupakan sebuah kekeliruan, kesalahan bertutur dan tidak menghargai bahasa sendiri.

“Tantangan kedua, anak-anak didik sekarang dalam membuat tulisan atau naskah ilmiah suka mencari data dari internet dan menjiplak tulisan tersebut. Ketiga soal fasilitas, sarana dan pra sarana pendidikan. Anggaran kabupaten Sikka juga terbatas tapi kita tidak boleh menyerah karena keterbatasan dana ini,” pintanya.

Keempat soal keluarga, lanjut Nong Susar, dimana keluarga terlihat masa bodoh dan menyerahkan tanggung jawab pendidikan kepada pihak sekolah. Orang tua tidak membangun komunikasi dengan anak sehingga hubungan interaksi antara orang tua dan anak terputus. Ini yang menyebabkan anak akan mencari informasi dari pihak lain.

“Kelima soal informasi dimana saat ini banyak sekali infoirmasi di media serta media-media sosial yang bersifat negatif. Banyak berita hoax atau bohong yang dengan mudah bisa dibaca dan merasuki pikiran anak-anak,” sebutnya.

Sementara itu, Donatus Nahak, salah seorang ketua komite sekolah yang diajak berbincang oleh Cendana News mengatakan, pendidikan karakter saat ini sudah mulai hilang sehingga anak-anak sekolah sekarang hanya lebih mengejar angka dibandingkan yang lain.

Lihat juga...