Perkembangan Gaya Hidup Halal Indonesia Masih Stabil

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Ketua Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar, mengatakan, berdasarkan Global Islamic Economic Report 2017-2018, posisi Indonesia turun di posisi 11. Sebelumnya pada 2016-2017 berada di posisi 10. 

“Turunnya peringkat Indonesia di dunia ini, lantaran berbagai aspek. Yakni, perkembangan gaya hidup halal di Indonesia masih stabil dibandingkan negara lain,” kata Sapta, di acara Islamic Economic & Finance Present And Future di Sentra Senayan III, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Sementara negara yang bukan mayoritas muslim, katanya, telah mengembangkan halal foodcourt khusus makanan halal, seperti Singapura. Begitu juga Korea Selatan memiliki 150 restoran bersertifikasi halal, dan Thailand dengan Pattaya Halal Restourant.

“Diharapkan, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia tidak ketinggalan oleh negara lain,” kata mantan Wakil Menteri Pariwisata ini.

Dia juga berharap, pemerintah lebih giat mengembangkan gaya hidup halal, yakni mulai dari lintas sektoral dan berbagai bidang dengan dukungan industri.

Dalam hal ini, kata dia, sektor keuangan syariah dan nonkeuangan syariah (sektor riil)  sangat berperan. Dia berharap sektor riil mendapatkan perhatian khusus.

“Kalau kita lihat market share keuangan syariah ini baru 5,8 persen, naik dari 5,2 persen. Kenaikan ini bukti bank syariah sangat konsen terhadap sektor riil,” kata Sapta.

Sapta berharap, ada sukuk koorporasi yang bisa mendorong sektor permodalan industri halal lebih cepat berakselerasi. Apalagi, Indonesia ini berpenduduk muslim terbesar di dunia, seharusnya bisa mengekspor kebutuhan sehari-hari masyarakat muslim di luar negeri.

Lihat juga...