Minimalisir Polusi, Petani Lamsel Jual Jerami pada Peternak

Editor: Irvan Syafari

LAMPUNG — Minimalisir polusi limbah pertanian berupa jerami yang dibakar, petani di Kecamatan Penengahan Lampung Selatan memilih menjual jerami kepada para peternak penggemukan sapi. Jerami dijual untuk peternak skala besar yang kerap mencari jerami menggunakan truk.

Di antara mereka terdapat Hasan (30), salah satu pemilik lahan sawah di Desa Tetaan, Kecamatan Penengahan. Sebelum ada pemanfaatan jerami untuk pakan, ia mengaku hanya membakar limbah paska panen tersebut untuk pembersihan lahan sawah.

Semenjak tahun 2000 dengan semakin banyaknya pemilik ternak skala besar di Kecamatan Sidomulyo, Natar, Palas membuat jerami semakin banyak dicari peternak pengggemukan sapi. Jerami dibeli dengan sistem borongan dan sebagian diambil oleh para pemilik ternak sapi dan kerbau secara gratis.

“Semenjak jerami diperjualbelikan dan laku kami petani pemilik lahan pertanian memilih menjual jerami dengan sistem borongan sekaligus membersihkan lahan sawah dari jerami,” ujar Hasan saat ditemui Cendana News, Rabu (28/3/2018)

Dalam satu hektare lahan sawah, ia menyebut dengan sistem pemanenan dengan perontokan padi manual menghasilkan sekitar 5 ton gabah padi varietas IR 64. Limbah Jerami yang dihasilkan bisa mencapai delapan ton.

Sebelum panen, jerami sudah dipesan oleh pemilik peternak penggemukan sapi. Harga yang ditawarkan dengan sistem borongan berkisar Rp300 ribu hingga Rp300 ribu untuk semua jerami di lahan miliknya.

Menurut dia meski dijual murah, dengan sistem borongan, dirinya tak repot membersihkan limbah panen. Harga tersebut blebih murah dibandingkan di daerah lain yang sudah menjual jerami dengan sistem ikat atau bongkok Rp3000 per ikat.

Lihat juga...