Kerajinan Tas ‘Decoupage’ Boyolali Kian Diminati
BOYOLALI – Kerajinan tas decoupage atau dengan seni lukis dari bahan baku anyaman daun pandan dan kertas tisu produksi seorang perajin di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, ternyata banyak peminatnya.
Siti Restanti, perajin asal Desa Gagaksipat, mengatakan, awalnya membuat kerajinan tas decoupage dengan seni lukis tersebut merasa iseng dengan bahan anyaman daun pandan dan kertas tisu, tetapi ternyata banyak mempunyai nilai ekonomi dan digemari masyarakat.
“Saya kemudian melakukan inovasi dan lebih kreatif lagi untuk mengikuti corak dan model yang sedang ngetren di masyarakat, guna menarik para konsumen,” kata Siti Restanti, yang mengaku selain membuat kerajinan juga memberikan pelatihan-pelatihan dan privat kepada kelompok Dharma Wanita di instansi-instansi di Boyolali, Rabu (28/3/2018).
Bahkan, Siti Restanti mengaku juga membuka kelas-kelas untuk memberikan pelatihan kelompok ibu-ibu dan pelajar di Boyolali.
Menurut dia, kerajinan tas produksinya sangat menarik dan kelihatan mewah, dan sekarang sudah mendapat pesanan dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Sumatera sebagai besar kota Pulau Jawa.
“Kami kemampuan produksi rata-rata hanya 50 buah per minggu. Namun, karena terbatasnya modal produksi, baru sesuai pesanan pelanggan,” kata Siti, yang menekuni bisnis kerajinan tas ini, mulai 2016.
Harga kerajinan tas seni lukis produksinya rata-rata dijual Rp200.000 per buah, tergantung ukurannya, sedangkan dompet hanya sekitar Rp20.000 per buah.
“Saya untuk tas mengerjakan sendiri, tidak dibantu tenaga kerja karena proses produksi memerlukan keahlian khusus seni melukis dan ketekunan,” kata Siti.