“Sempat disekat mempergunakan papan dan triplek namun karena terlihat sempit akhirnya sekat dibuka untuk tiga kelas belajar,” papar Romiati.
SDN 2 Pematang Baru saat ini memiliki lima guru. Tiga guru di antaranya berstatus PNS dan 2 lagi masih berstatus honorer. Kepala sekolah Iis Sugiwangsih, ketika Cendana News singgah tengah mengikuti kegiatan di kabupaten. Beberapa guru lain tengah menyelesaikan administrasi untuk program keluarga harapan bagi para siswa.
Selain lokal yang terbatas,pada beberapa bagian dinding bangunan kelas SDN 2 Pematang Baru tersebut sebagian sudah terkelupas akibat dimakan usia. Meski demikian sekolah tersebut masih bisa dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan pernah mendapatkan program rehabilitasi dari pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Lampung Selatan.
Dalam keterbatasan, siswa tetap memiliki semangat belajar termasuk dalam mengikuti ujian tengah semester (UTS). Keterbatasan siswa kelas enam yang hanya berjumlah sebanyak 6 siswa, saat Ujian Akhir Nasional kerap menginduk ke sekolah terdekat. Beruntung lokasi sekolah SDN 1 Pematang Baru dan SDN 2 Pematang Baru berada dalam satu desa.
Dimas, salah satu kelas 4 menyebut, meski dalam satu kelas hanya terdiri dari tiga siswa ia mengaku tetap akan bersekolah di SDN 2 Pematang Baru. Selain lokasi yang berada di dekat rumah dengan belajar bersama siswa yang lebih sedikit ia mampu belajar dengan fokus. Seperti sekolah lain yang memiliki perpustakaan dirinya juga berharap fasilitas perpustakaan yang lengkap juga bisa diadakan di sekolah tersebut.
“Saat jam istirahat yang kami lakukan hanya bermain di halaman karena tidak ada fasilitas perpustakaan,” ungkap Dimas.