Industri Rambut tak Pengaruhi Usaha Rumahan
PURBALINGGA – Menjamurnya industri di bidang rambut di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, tidak mempengaruhi usaha rambut skala rumahan yang digeluti ratusan warga Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga.
Menurut Kepala Desa Karangbanjar Tatang Saputra di Purbalingga, Sabtu, jumlah pelaku usaha di bidang rambut justru semakin bertambah dengan hadirnya industri di bidang rambut.
Pasalnya, lanjut dia, pelaku usaha rumahan justru ikut diuntungkan karena diajak kerja sama sebagai penyuplai bahan baku rambut.
Saat ini, lanjut dia, jumlah pelaku usahanya mencapai 500 orang, sedangkan kategori pelaku usaha besar sekitar 50-an orang.
Sementara perusahaan besar di bidang rambut yang berskala industri sebanyak 33 perusahaan yang berasal dari Korea.
Jumlah pekerjanya, kata dia, mencapai puluhan ribu pekerja karena setiap perusahaan memiliki pekerja antara 1.000 pekerja hingga paling banyak mencapai 8.000 pekerja.
“Karena perusahaan tersebut membutuhkan bahan baku rambut asli, maka mereka mengandalkan pelaku usaha skala rumah tangga yang sudah lama mengolah rambut yang diperoleh dari masyarakat menjadi rambut yang siap dibuat menjadi bulu mata, wig maupun konde,” ujarnya.
Ia mengakui mayoritas pelaku usaha rambut di Desa Karangbanjar merupakan pengolah rambut menjadi bahan setengah jadi yang siap diolah menjadi produk wig maupun alis mata.
Dirinya, kata dia, membutuhkan rambut asli yang diperoleh dari warga maupun usaha salon hingga 1 ton lebih.
Apalagi, lanjut dia, dirinya memiliki kontrak kerja sama dengan salah satu perusahaan pembuat wig dan bulu mata dalam sepekan antara 3-5 kuintal.