Tingkatkan Kesehatan Warga, Bidan Puskesdes Giat Lakukan Sosialisasi
Editor: Satmoko
Upaya pembuatan sumur bor sedalam 60 meter untuk memperoleh air bersih bahkan gagal sehingga warga kembali memanfaatkan air hujan dan air dari sumber mata air yang keruh. Air tersebut sulit diperoleh setiap musim kemarau sehingga keperluan untuk mandi, cuci, kakus lebih sulit dibandingkan air hujan.
Sulitnya memperoleh air bersih, diakui Desi Novita, membuat sebagian warga pulau masih memanfaatkan jamban di tepi pantai. Fasilitas jamban umum yang tersedia satu satunya merupakan jamban bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Bantuan jamban komunal tersebut merupakan program pengelolaan lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat (PLBPM) tahun 2006.
Bidan Desi Novita menyebut, fasilitas jamban tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan warga di Pulau Rimau Balak yang berjumlah sekitar 80 kepala keluarga (KK) dan berjumlah sekitar 200 jiwa.
Melalui pemerintah desa ia sudah mengusulkan pembuatan jamban sehat melalui program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) meski usulan belum bisa direalisasikan. Anggaran dari dana desa masih belum bisa dialokasikan mengingat luas wilayah Desa Sumur yang sebagian ada di daratan Pulau Sumatera dan Pulau Rimau Balak.
Meski fasilitas masih terbatas, ia menyebut, sosialisasi melalui Posyandu setiap tanggal 18 tiap bulan terus dilakukan dengan tujuan penyuluhan kesehatan masyarakat. Sebagian warga disebut bidan Desi Novita sudah menerapkan pembuatan jamban sehat secara mandiri meski sebagian masih mempergunakan jamban komunal.
Sosialisasi kebersihan lingkungan sejak dini dilakukan dengan kegiatan Jumat bersih dan penyiapan kotak sampah agar warga tidak membuang sampah sembarangan.