Sedikitnya 14 Tewas Akibat Gempa di Papua Nugini
MELBOURNE – Sedikitnya 14 orang dilaporkan tewas akibat longsor dan tertimpa bangunan yang roboh, pasca gempa berkekuatan 7,5 SR mengguncang daratan tinggi Papua Nugini, Senin (26/2/2018).
Kepolisian dan rumah sakit setempat pada Selasa (27/2/2018) mengatakan, gempa tersebut merusak sejumlah infrastruktur pertambangan dan listrik. Bencana tersebut membuat perusahaan raksasa minyak ExxonMobil Corp menutup pabrik LNG senilai 19 milyar dolar yang menjadi penyumbang ekspor terbesar Papua Nugini.
“Di Mendi, ibu kota provinsi Southern Islands dilaporkan dua bangunan runtuh akibat longsor. 12 orang tewas dalam kejadian tersebut. Orang-orang masih ketakutan karena guncangan masih terasa. Tidak ada tempat berlindung dan mereka hanya mondar-mandir,” kata seorang perawat di rumah sakit umum setempat Julie Sakol, Selasa (27/2/2018).
Badan Geologi Amerika Serikat menyebut, puluhan gempa susulan masih dirasakan. Salah satunya adalah gempa berkekuatan 5.7 SR yang mengguncang pada Selasa sore.
Pihak kepolisian setempat mencatat 14 orang tewas akibat gempa pertama. Tiga diantaranya adalah warga yang tinggal di Poroma, wilayah yang ada di selatan Mendi. “Mereka tewas akibat longsor yang menghancurkan rumah saat semua orang sedang terlelap,” kata petugas kepolisian Mendi yang bernama Naring Bongi.
Pejabat administrasi provinsi setempat William Bando menyebut, lebih dari 30 orang diketahui tewas akibat kejadian tersebut. Para korban adalah mereka yang tinggal di daerah yang terletak 560 km dari ibu kota, Port Moresby. Saat ini berbagai laporan jumlah kematian itu tengah diselidiki otoritas penanganan bencana Papua Nugini.