Pasca-Gerhana Bulan, Nelayan Lamsel Panen Ikan Pelagis

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG — Pascagerhana bulan yang berdampak surutnya air laut di wilayah pesisir Lampung Selatan, sejumlah nelayan tangkap mencari ikan menggunakan jaring di wilayah perairan pesisir Kalianda Lampung Selatan.

Ahmad (40), nelayan, mengatakan, kondisi perairan pesisir Kalianda yang surut dengan gelombang yang bersahabat membuat nelayan melaut di sekitar perairan wilayah tersebut dengan tawur atau menebar jala untuk menangkap ikan jenis layur.

Menurut Ahmad, ikan layur yang hidup di permukaan laut dan membentuk gerombolan tengah melakukan migrasi atau ruaya dari wilayah perairan Teluk Lampung menuju kepulauan Krakatau, lalu melewati pesisir Kalianda. Jumlah ikan layur yang cukup banyak tersebut bahkan dimanfaatkan oleh puluhan perahu nelayan yang membentuk lingkaran untuk menebar jaring.

“Sejak pagi, gerombolan ikan pelagis jenis layur, tongkol dan kembung banyak menepi di sekitar perairan Kalianda, sehingga nelayan yang berada di tepi pantai mulai melakukan perburuan yang oleh warga nelayan pesisir disebut tawur,” terang Ahmad, Kamis (1/2/2018).

Susilo, salah satu kuli bongkar ikan di pusat pendaratan ikan Kalianda Lampung Selatan menunggu nelayan mendaratkan perahu [Foto: Henk Widi]
Proses tawur ikan pelagis yang bergerombol di perairan Kalianda, kata Ahmad, diperkirakan akibat fenomena gerhana bulan yang berimbas pasang surut air laut dan mempengaruhi migrasi ikan. Karenanya, sejumlah nelayan melakukan pemasangan jaring atau tawur dan diberi tanda pelampung yang dikenal dengan umbal.

Menurut Ahmad, penangkapan ikan jenis layur pada musim normal hanya berkisar 50 hingga 100 kilogram, sementara saat musim ikan pelagis tersebut sebagian nelayan bisa memperoleh ikan pelagis berupa ikan layur dan ikan kembung sekitar 200 hingga 300 kilogram. Ikan tersebut kerap dijual ke pasar lokal dan keluar daerah.

Lihat juga...