Operasi Lanjutan di Sinai, Militer Mesir Bunuh 10 Gerilyawan
KAIRO – Pasukan keamanan Mesir membunuh 10 gerilyawan dalam aksi tembak menembak yang menjadi bagian dari operasi yang digelar di Sinai. Dalam kesempatan tersebut tercatat juga dilakukan penangkapan terhadap 400 orang tersangka yang sebagian diantaranya adalah orang asing.
Berdasarkan pernyataan tentara, sekitar 38 gerilyawan telah tewas sejak serangan terakhir untuk menumpas gerilyawan yang dipersalahkan karena telah memulai serangkaian serangan. Mesir meluncurkan operasi keamanan utama pada Jumat (9/2/2018).
“Operasi tersebut melibatkan tentara dan polisi untuk melawan teroris, elemen penjahat dan organisasi di seluruh negeri,” menurut juru bicara militer setempat, Selasa (13/2/2019).
Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang sedang mencalonkan diri kembali dalam pemilihan umum pada Maret, memerintahkan angkatan bersenjata pada November untuk mengalahkan gerilyawan. Dalam perintah tersebut penanganan terhadap para pemberontak tersebut harus selesai dalam waktu tiga bulan.
Perhitungan tiga bulan tersebut adalah setelah serangan terhadap sebuah masjid yang menewaskan lebih dari 300 orang. Serangan tersebut menjadi aksi kekerasan paling mematikan di negara Arab yang berpenduduk padat itu. Pemberontakan tersebut merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah di sebuah negara yang berpenduduk paling padat di dunia Dunia Arab dan sekutu regional utama Amerika Serikat.
Fatah al-Sisi terpilih untuk masa jabatan pertamanya di tahun 2014 setelah tentara menggulingkan Presiden Mohamed Mursi menyusul protes massa terhadap pemerintahan sang presiden.
Dilaporkan, angkatan udara Mesir juga menghancurkan 60 sasaran gerilyawan dalam operasi yang digelar tersebut. Sementara para gerilyawan sejak 2013 membidik pasukan keamanan dalam hal ini tentara, yang dipimpin Sisi sebagai panglima militer, menggulingkan Presiden Mohamed Mursi dari kelompok Ikhwanul Muslimin setelah unjuk rasa besar menentang pemerintahannya.