Militer dan Polisi Nigeria Berselisih Mengenai Keamanan Dapchi

Peta wilayah Nigeria - Dokumentasi CDN

ABUJA – Militer dan polisi Nigeria berselisih paham secara terbuka atas pengaturan keamanan kota Dapchi. Perselisihan tersebut berkaitan dengan peristiwa penculikan 110 anak perempuan oleh tersangka militan Boko Haram.

Militer setempat mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa tentara ditarik dari Dapchi, di negara bagian Yobe. Penarikan dilakukan sesaat sebelum anak-anak perempuan itu diculik dari sekolah mereka di kota tersebut oleh pemberontak bersenjata pada 19 Februari lalu.

Serangan tersebut menjadi salah satu penculikan terbesar sejak penculikan Chibok yang terjadi 2014 lalu. Saat itu lebih dari 250 anak perempuan dibawa lari oleh kelompok militan tersebut. Peristiwa itu telah memicu pertanyaan tentang kemampuan pasukan keamanan untuk memerangi gerilyawan, yang telah berulang kali dikatakan oleh pemerintah telah dikalahkan.

“Pasukan yang sebelumnya ditempatkan di Dapchi dipindahkan untuk memperkuat pasukan di Kanama, menyusul serangan terhadap tentara,” kata juru bicara militer Onyema Nwachukwu dalam sebuah pernyataan, Selasa (27/2/2018).

Kanama adalah sebuah kota dekat perbatasan dengan Niger yang berjarak sekitar 120 km atau 75 mil dari Dapchi. “Keputusan (pemindahan) ini dibuat berdasarkan dugaan bahwa Dapchi sudah relatif tenang dan damai dan keamanan kota Dapchi secara resmi diserahkan ke divisi kepolisian Nigeria yang berada di kota tersebut,” tambah Nwachhukwu.

Komisaris Polisi negara bagian Yobe, Sumonu Abdulmaliki menimpali pernyataan tersebut mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa klaim serah terima tersebut tidak benar, tidak berdasar dan menyesatkan. “Militer tidak pernah memberi tahu kepolisian tentang penarikan mereka, berkonsultasi atau menyerahkan lokasi mereka di kota Dapchi ke polisi,” tandasnya.

Lihat juga...