Warga Sidoluhur Galakkan Tanaman Konservasi di Lahan Miring

LAMPUNG – Tinggal di dekat kawasan perbukitan yang menyatu dengan wilayah kawasan hutan Register II Pematang Taman Balai Pengelolaan Kawasan Hutan XX Bandarlampung, membuat warga Desa Sidoluhur Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan, masih melestarikan hutan.

Menurut Mianto (50) sebagian besar warga disebutnya merupakan warga pendatang yang memanfaatkan area di lahan lahan perbukitan sebagian pada lahan miring dengan kemiringan mencapai 40 derajat dan berpotensi longsor.

Salah satu titik yang pernah mengalami longsor diakui Mianto terletak di Dusun Penegolan Desa Hatta yang berbatasan dengan Desa Sidoluhur, akibat sebagian tanaman kayu keras di wilayah tersebut rusak bahkan ditebangi.

Mianto, pemilik lahan miring di Desa Sidoluhur memanfaatkan lahan untuk penyediaan pakan ternak [Foto: Henk Widi]
Bermula dari kejadian tahun 2009 terkait dampak kerusakan akibat tidak terjaganya pohon penahan longsor di lahan miring, warga termasuk Mianto, mulai menjaga kawasan lahan miring dengan menanam berbagai jenis tanaman kayu.

Beberapa jenis tanaman kayu disebutnya merupakan kayu keras menahun di antaranya medang, jati, randu, bayur serta berbagai jenis tanaman kayu-kayuan dan tanaman produktif jenis multy purposes species tree (MPTS) berupa durian, rambutan, sukun, pala, petai serta berbagai jenis tanaman lain. Selain sebagai tanaman konsevasi penahan longsor, sebagian tanaman bahkan memberi nilai ekonomis dengan menjual buah.

“Sebagian tanaman kayu sengaja ditanam dengan pemanfaatan sebagai bahan bangunan meski pola penebangan dilakukan secara tebang pilih dan diregenerasi menggunakan tanaman baru,” terang Mianto, salah satu warga Desa Sidoluhur Kecamatan Ketapang, saat ditemui Cendana News, Rabu (31/1/2018).

Lihat juga...