Protes Upaya Mengatasi Kolera di Zambia Diwarnai Kekerasan

LUSAKA – Warga di sebuah perkampungan kumuh di ibu kota Zambia menggelar aksi penolakan larangan berjualan di pinggir jalan yang diberlakukan untuk mengendalikan wabah kolera. Aksi penolakan yang dilakukan diwarnai aksi kekerasan.

Kebijakan pelarangan tersebut merupakan program yang diluncurkan atas kerjasama pemerintah daerah setempat dengan Kementerian Perumahaan Zambia dan Kementerian Kesehatan.

Menteri Perumahan Vincent Mwale mengatakan, bahwa polisi telah dikirim ke kota Kanyama yang padat penduduk untuk menghentikan aksi penolakan yang diwarnai kerusuhan tersebut. “Polisi sudah berada di daerah itu,” kata Mwale merujuk kondisi di perkampungan kumuh Kanyama yang berada di dekat pusat kota Lusaka, Jumat (12/1/2018).

Seorang penduduk setempat Peter Zulu mengatakan, para perusuh telah memblokir jalan Los Angeles, sebuah jalan raya utama di wilayah setempat. Polisi telah menembakkan gas air mata untuk mencoba membubarkan para perusuh.

Sementara pemerintah Zambia pada Minggu (7/1/2018) mengumumkan jam malam di kota Kanyama. Kebijakan tersebut sangat terpengaruh oleh wabah kolera yang telah membunuh lebih dari 60 orang di Lusaka sejak Oktober lalu.

Sebelumnya, Presiden Zambia Edgar Lungu telah memerintahkan militer untuk membantu memerangi penyebaran kolera, yang telah menewaskan 41 orang dan membuat lebih dari 1.500 lainnya sakit sejak akhir September lalu di ibu kota negara tersebut.

Wabah tersebut mulai terjadi pada 28 September. Namun tampak mereda pada 20 Oktober dengan kurang dari lima pasien dilaporkan setiap minggu sampai 5 November.

Juru bicara kepresidenan Amos Chanda mengatakan, bahwa presiden percaya tindakan darurat dibutuhkan untuk menahan penyakit yang ditularkan melalui air tersebut, termasuk tindakan penutupan beberapa pasar.

Lihat juga...