Presiden Soeharto Torehkan Sejarah Tanjung Emas Semarang

JAKARTA – Tanggal 31 Januari adalah tanggal bersejarah untuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Pada tanggal tersebut, tepatnya 31 Januari 1985, sebagaimana dilansir dalam http://soeharto.co yang mengutip buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”  ditulis oleh Tim Dokumentasi Presiden RI Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003, menyebutkan bahwa Presiden Soeharto menyetujui pemberian nama Tanjung Emas bagi pelabuhan di samudera Semarang.

Hal itu dikatakan Presiden Soeharto setelah menerima Gubernur Jawa Tengah, Ismail, dan Walikota Solo, Hartomo, di Bina Graha, 31 Januari 1985.

Kemudian, pada tanggal 23 November 1985, Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri upacara peresmian pelabuhan baru Semarang, Tanjung Emas. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden serta merapatnya KM Majapahit, dan bongkar muat peti kemas. Dalam upacara peresmian ini dihadiri, antara lain Menko Ekuin, Menteri Dalam Negeri, Soepardjo Roestam, Menteri/Sekretaris Negara, Sudharmono, dan Menteri Perhubungan, Rusmin Nuryadin.

Dalam pidato peresmian, Presiden Soeharto menegaskan bahwa harus mewujudkan efisiensi nasional. “Hal ini makin terasa mutlak harus kita lakukan sekarang juga untuk memerangi ekonomi biaya tinggi yang dewasa ini kita rasakan,“ katanya.

Lebih lanjut, Presiden Soeharto menerangkan, bahwa dengan efisiensi nasional di segala bidang dan di semua tingkatan, maka akan dapat menanggulangi dengan sebaik-baiknya masa-masa sulit di tahun-­tahun yang akan datang.

Presiden Soeharto meminta kepada semua daerah untuk berusaha sekuat tenaga untuk terus menghidupkan kegiatan ekonomi dan menggerakkan pembangunan di daerah masing-masing.

Lihat juga...