Kebutuhan Meningkat, Warga Totoharjo Kembangkan Berbagai Jenis Bambu
Bencana badai siklon tropis dahlia merusak banyak bagan milik nelayan pesisir Belebug dan Minangruah membuat kebutuhan bambu meningkat.
Proses pembuatan bagan apung mini berukuran sekitar 4 meter x 5 meter disebutnya bahkan minimal menghabiskan bambu sebanyak 100 batang dengan harga Rp3.000 pembuat bagan harus mengeluarkan sebesar Rp300 ribu belum termasuk kebutuhan lain berupa kayu, tali dan perlengkapan lain untuk membangun bagan.
Bambu jenis betung yang dijual lebih mahal seharga Rp30 ribu kerap dipergunakan sebagai katir untuk bagan congkel sejumlah nelayan di wilayah tersebut.
Pemilik gubuk untuk wisata juga membutuhkan bambu. Badai Dahlia merusak gubuk hingga harus diperbaiki. Selain itu bambu dapat digunakan untuk wahana permainan anak-anak, seperti ayunan.
Selain dimanfaatkan saat kondisi sudah tua, bambu yang ditanam oleh Zakri kerap dimanfaatkan saat masih dalam kondisi tunas atau rebung, sebagai bahan sayur.
Harga per kilogram mencapai Rp3.000 terutama jenis bambu betung, bambu hijau. Rebung kerap dijual kepada penjual sayur keliling setelah melalui proses perebusan dan direndam dalam air mengalir sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sayuran.
Penanaman rumpun bambu di sepanjang daerah aliran Sungai Belebug memiliki manfaat menjaga penggerusan air sungai. Terlebih pada bagian atas aliran sungai tersebut terdapat lokasi pertambangan batu terbuka yang berpotensi banjir.
