Saat ini, tanaman padi huma banyak yang mati dan tidak tumbuh akibat serangan hama tersebut.
Tanaman padi miliknya seluas satu hektare jika panen diperkirakan Maret 2018 karena masa panen padi huma selama enam bulan setelah hari tanam.
Diperkirakan serangan hama itu akan mengancam tanaman padi huma petan Badui.
“Meski serangan hama menyerangan tanaman padi, namun masyarakat Badui hngga kini belum pernah kelaparan karena stok panen padi huma sebelumnya itu disimpan di gudang dan tidak dijual,” katanya menjelaskan.
Kepala Kasi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Lebak Itan Octarianto mengatakan serangan hama yang menyerang tanaman padi huma petani Badui jenis binatang pengerek batang sehingga bisa menimbulkan kematian pada batang tanaman padi.
Sebab, jenis hama tersebut lebih menyerang pada bagian batang tanaman.
Penyebab hama tersebut akibat hujan terus menerus beberapa hari lalu yang menyebabkan suhu lembab, sehingga potensi populasi binatang hama berkembangbiak.
Namun, pemerintah daerah tidak bisa melaksanakan pengendalian hama tanaman padi huma masyarakat Badui.
Petani Badui sejak dulu hingga kini menolak penerapan rekayasa teknologi pertanian dengan alasan budaya setempat.
Bahkan, petani Badui hingga kini menolak bantuan benih gabah maupun tanaman pertanian lainnya,seperti jagung dan kedelai.
Karena itu, dirinya jika terjadi serangan hama tanaman padi huma milik Badui tidak bisa melaksanakan pengendalian hama.
“Kami memperkirakan padi huma milik petani badui mencapai ribuan hektare terebar di Kecamatan Gunungkencana, Cileles, Leuwidamar, Bojongmanik, Cimarga, Sobang, Muncang, dan Cirinten,” katanya (Ant).