Penghasilan Pabrik PCC di Solo, Rp2,7 Miliar/ Bulan

Menurut mantan Kabereskrim Mabes Polri itu, skala pabrik PCC yang ada di Solo, termasuk besar. Bahkan, dengan teknologi yang dimiliki, pabrik PCC yang berlokasi di belakang Terminal Tirtonadi Solo itu menjadi sentral peredaran PCC. Omset yang didapatkan dari produksi pil terlarang cukup besar, yakni per bulan mencapai miliaran rupiah.

“Kita prediksi kasar saja, pabrik ini bisa menghasilkan bersih Rp2,7 miliar yang diterima Joni tiap bulannya. Omset ini setelah dikurangi untuk karyawan dan lain-lain,” urai pria kelahiran Pati, Jawa Tengah itu.

Guna menyembunyikan keuangannya, lanjut dia, pelaku memasukkan uangnya ke sejumlah rekening yang dimiliki. BNN menyakini, pabrik PCC ini sudah beroperasi cukup lama, sehingga mempunyai jaringan yang cukup rapi. Yakni, mulai dari impor bahan baku dari Cina dan India, sampai dengan produksi dan pemasarannya.

Lebih lanjut, Buwas menerangkan, pabrik pembuatan pil ilegal ini memproduksi dalam dua jenis, yakni PCC dan PCC yang dibubuhi nama Zenith. “Komposisinya sama antara PCC dan Zenith ini.  Kita tidak yakin kalau pabrik ini baru beroperasi 6 bulan. Apalagi, dengan peralatan mesin sudah elektrik dan impor semua, tentu ini sudah pabrik canggih,” imbuhnya.

Pasca ditemukan pabrik PCC di Solo, BNN akan kerja sama dengan Polri untuk mengusut tuntas siapa saja yang terlibat di dalamnya. Termasuk, siapa saja yang selama ini memesan dan menggunakan PCC.

“Kita juga sasar siapa tim ahlinya. Karena ini membuat dengan menakar bahan-bahannya, tentu ada yang mengajari atau paling tidak ahlinya,” pungkasnya.

Lihat juga...