Lebih lanjut Bayu memaparkan, limbah ikan harus direbus dan dipisahkan lemaknya, setelah itu dikeringkan dioven. Sementara keong sawah harus dicuci dulu, kemudian dikukus dan dipisahkan dari cangkangnya.
“Ini tujuannya mengurangi zat beracun dan patogen, serta mengontrol kandungan senyawa aflatoksin agar tidak lebih dari 50 ppm,” kata Bayu lagi.
Diungkapkan Bayu, pelet ikan Z-Fosh kini telah diterapkan sebagai pakan ikan lele dumbo. Lele dumbo dikenal memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat dibanding ikan lain. Produk Z-Fosh dijual seharga Rp13.000 per kilogram. Produk ini jauh lebih murah daripada harga pakan lain di pasaran.
“Sekitar 60-70 persen dana ternak ikan itu digunakan untuk membeli pakan. Pelet Z-Fosh ini dapat digunakan sebagai upaya terobosan untuk penghematan biaya ternak ikan,” tutur mahasiswa asal Jember itu.
Selain itu, saat ini tim Departemen Biologi ini sedang fokus pada tahap pengembangan dan perbaikan mutu produk. Ke depannya, pelet ikan ini akan diproduksi dalam skala industri dan dipatenkan (Ant).