Mesin Panen Kombinasi Padi, Reguk Keuntungan Warga Palas

Penggunaan mesin pemanen kombinasi disebutnya cukup efisien dengan luas satu hektar sebelumnya, padi bisa dipanen selama maksimal tiga hari untuk lahan satu hektar. Saat ini bisa dipanen hanya dalam kurun waktu lima jam tanpa henti sehingga padi bisa langsung dikumpulkan bahkan langsung dibeli oleh pembeli gabah.

Operator mesin pemanen kombinasi, Suroto, menyebut alat yang bisa dibeli dengan harga mulai Rp88 juta hingga Rp110 juta tersebut, diakuinya merupakan milik salah satu pengusaha yang kerap menyewakan penggunaan mesin kepada petani di beberapa kabupaten di Lampung di antaranya Mesuji, Lampung Tengah, hingga Lampung Selatan.

Kemudahan dan efisiensi biaya dan waktu membuat alat tersebut kerap dimanfaatkan petani dengan sistem sewa berdasarkan luasan lahan yang akan dipanen.

“Luasan satu hektar dengan lahan yang kering bisa diselesaikan maksimal lima jam sehingga dalam sehari sejak pagi bisa menyelesaikan sekitar dua hektar lahan. Bahkan lebih tergantung kondisi medan,” beber Suroto.

Lahan seluas satu hektar, saat ini petani menggunakan jasa mesin pemanen kombinasi sebesar Rp2 juta dan sesuai dengan peraturan desa (Perdes) beberapa alat yang didatangkan harus membayar retribusi jasa alat kepada desa sebesar Rp1 juta selama beroperasi atau per musim panen di setiap desa. Pemasukan ke desa bisa diperoleh dengan penggunaan mesin tersebut. Sebagian hasil retribusi tersebut di antaranya digunakan oleh desa untuk pembangunan keperluan umum.

Selain menguntungkan pihak desa dan pemilik lahan, keberadaan mesin pemanen kombinasi tersebut juga menguntungkan puluhan pemilik kendaraan roda dua yang dikenal sebagai buruh atau manol padi. Anton, salah satunya, mendapatkan upah sekitar Rp80.000 hingga Rp100.000 per hari untuk jasa mengangkut padi yang dibayar Rp10.000 hingga Rp25.000 per karung menyesuaikan jarak dan lokasi.

Lihat juga...