Banyak Petani Flotim tak Mau Tanam Palawija
Fransiskus Xaverius de Ornay, petani Desa Konga yang boleh dikatakan petani sukses kepada Cendana News mengaku memilih untuk menerima bantuan benih jagung dari pemerintah untuk ditanam di lahan sawahnya seluas 6 hektare.
Avi, sapaannya mengaku sebagai petani yang lulus dari sekolah pertanian, memahami langkah yang ditempuh pemerintah tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran hama. Dirinya pun mengakui sudah menyampaikan kepada para petani dan mengajak turut serta bergabung mengambil bantuan benih jagung, namun banyak petani yang menolak.
Biasanya dalam satu hektare lahan sawah, terangnya, menghasilkan 8 sampai 13 ton. Tapi, selama 2 tahun sejak 2015 dan 2016 tidak menghasilkan apa-apa. Sementara untuk satu hektare lahan maksimal membutuhkan dana sebesar Rp14 juta untuk membeli pupuk, pestisida, sewa traktor dan mesin perontok padi.
“Saya sudah tidak tanam padi di musim tanam kedua tahun 2017 ini dan merencanakan menanam jagung atau kedelai dengan bantuan benih dari dinas pertanian Flores Timur,” ungkapnya.
Avi menambahkan, luas sawah irigasi Konga sebesar 182 hektare dengan produksi sebesar 7,5 ton per hektare, maka menghasilkan gabah kering giling sebanyak 1.365 ton. Bila produksinya tinggal 4,5 ton per hektare sejak diserang hama, maka menghasilkan 819 ton, sehingga kehilangan hasil produksi sebesar 546 ton gabah kering giling.