Warga Bengkayang Minta Sosialisasi Pembangunan PLTU
“Karena secara kasat mata yang kami lihat, dari seratus lebih tenaga kerja yang ada di PLTU 1 cuma ada sekitar 7-8 orang masyarakat Tanjung Gundul yang dilibatkan, sementara sisanya dari luar,” ungkapnya.
Hal ini dia anggap penting, supaya ada keseimbangan, di mana perusahaan bisa berinvestasi dan masyarakat bisa mendapatkan imbas kesejahteraan.
Terkait masalah jalan, lanjutnya, kurang lebih 6 bulan yang sudah berjalan ini PLTU masih menggunakan jalan pantai Kura-Kura Beach, sehingga menimbulkan dampak sosial di masyarakat.
Mengenai pernyataan yang berkembang di luar yang beranggapan bahwa masyarakat Tanjung Gundul tidak mendukung program nasional, dia tegaskan hal itu salah besar.
“Kami pada prinsipnya mendukung, dengan bukti adanya PLTU 2 dan 3. Namun, untuk PLTU Kalbar 1 baru berjalan 6 bulan, tapi sudah mendapatkan tantangan dan kontra dari masyarakat yang penyebabnya hanya satu yakni tidak ada sosialisasi,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kelompok Wisata Pantai Kura-Kura Beach Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang, Helmi mengatakan, jalan yang dipakai untuk mengangkut material sangat merugikan jalan wisata.
“Karena kita setiap minggu betulkan jalan di sini. Tapi selama PLTU masuk belum ada samasekali bantu untuk masalah jalan,” katanya.
Menurutnya jalan yang digunakan untuk mengangkut bahan material telah mengakibatkan debu-debu di mana-mana. Sementara warga di sekitar pantai rata-rata berjualan.
“Kita kan jadi tidak enak dengan tamu-tamu (pengunjung) karena debu,” ujarnya.
Bahkan dia pun sudah sering menghadang kendaraan-kendaraan yang mengangkut material untuk pembangunan PLTU tersebut. “Saking lajunya oli-oli pun sampai tumpah dan jalan menjadi hancur,” katanya.