“Kami gembira bahwa tawaran Indonesia untuk melakukan capacity building di bidang obat-obatan dan keamanan makanan disambut dengan hangat oleh Sekjen OKI. Indonesia, dengan berbagai pengalaman dan kapasitas yang dimiliki, akan berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemitraan dengan OKI ke level yang lebih strategis,” tambah Penny.
Sekjen OKI mengharapkan Indonesia untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan tingkat tinggi OKI untuk pejabat-pejabat yang menangani isu obat dan makanan sehingga dapat dihasilkan inisiatif kerja sama yang lebih strategis dan terstruktur.
Secara khusus, Konjen RI Jeddah menjelaskan bahwa Indonesia memiliki beberapa industri penting di bidang-bidang obat-obatan yang telah diakui oleh dunia internasional yaitu Bio Farma dan Kalbe Farma. Kedua industri tersebut akan menjadi platform dalam pertukaran informasi dan alih teknologi dalam pengembangan obat di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara serta anggota OKI lainnya.
“Kami mengharapkan agar prakarsa Indonesia ini juga menjadi pintu bagi terbukanya pasar bagi produk-produk Indonesia di negara-negara anggota OKI,” kata Hery setelah pertemuan Kepala BPOM dan Sekjen OKI.
KJRI Jeddah akan mengawal inisiatif Indonesia untuk membangun kemandirian dan aksesibilitas produk obat-obatan di negara-negara anggota OKI dan memastikan bahwa prakarsa ini dapat terealisasi dalam waktu dekat. (Ant)