OKI Dorong Indonesia Jadi Penggerak Kemandirian Obat

JAKARTA – Indonesia dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) melakukan pembahasan usaha penggerak kemandirian para anggota OKI dalam memproduksi obat dengan kualitas baik dan harga terjangkau.

Pembahasan dilakukan dalam pertemuan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito, yang didampingi Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Yousef Ahmed Al-Othaimeen.

Konsul Ekonomi KJRI Jeddah Agus Muktamar mengatakan, dalam pertemuan di Jeddah pada Senin (13/11/2017), Kepala BPOM menyambut baik berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh OKI untuk memajukan pembangunan di 57 negara anggotanya.

Indonesia melihat OKI sebagai salah satu mitra strategis tidak hanya dalam isu-isu politik namun juga dalam mendorong perubahan dan pembangunan yang lebih baik. “Tidak hanya kebaikan bagi anggotanya namun bagi sebesar-besar kemaslahatan umat dan dunia,” kata Agus di Jakarta, Selasa (14/11/2017).

Oleh karena itu, Indonesia menawarkan kepada OKI untuk bekerja sama membangun kemandirian (self reliance) anggota OKI dalam memproduksi obat-obatan terutama vaksin. Tawaran kerja sama dari Indonesia disambut baik oleh OKI dan mengharapkan agar kerja sama antara Indonesia dan OKI dapat segera terealisasi dalam berbagai bentuk program konkret.

Indonesia merupakan pionir dan pendorong penting, tidak hanya di kawasan Asia Tenggara. Namun juga di OKI, sebagai center of excellence pengembangan obat-obatan berkualitas dan terjangkau. OKI menyambut baik inisiatif Indonesia dalam membantu negara-negara anggota OKI untuk mampu secara mandiri menghasilkan produk vaksin dan obat-obatan yang berkualitas tanpa tergantung kepada pihak luar.

Lihat juga...