Kisah Usep Romli Melawan PKI di Garut

BANDUNG — Seorang bekas pengikut organisasi Barisan Tani Indonesia (BTI) yang merupakan sayap PKI di Garut, Jawa Barat, melakukan upacara nadar. Dia memasang bumbung kayu yang dipotong dengan gorok (gergaji), sambil berteriak dalam bahasa Sunda sebagai tanda tidak akan berpolitik lagi.

Peristiwa itu masih melekat kuat dalam ingatan Budayawan yang juga wartawan senior H. Usep Romli yang saat kejadian Dirinya masih duduk di bangku SMA. Usep turut diundang menyaksikan upacara nadar tersebut, sebagai perwakilan anggota Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI).

Fenomena komunis di Jawa Barat dalam konteks sejarah memang tidak segaduh yang diungkapkan di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Namun, bukan berarti tidak ada tokoh PKI atau aksi-aksi pada saat itu. Dari catatan Usep Romli di Jawa Barat memang sangat sedikit tokoh PKI yang terlibat dan ditahan di Pulau Buru. Dalam buku Pramoedya Ananta Toer disebut hanya 1 nama dari Garut, Karwita.

“Kalau yang di Kebon Waru, Jabar, kebanyakan yang terlibat orang besar Lekra. Tapi tidak masuk Pulau Buru. Maka tidak heran ada intelektual dari Jabar, membela PKI karena ia bilang PKI tidak kelihatan geraknya (di Jabar),” kata Usep, dalam Diskusi Buku ‘Kaum Merah Menjarah’ bertajuk ‘Mengapa Islam Menolak Ideologi Komunis?’ di Islamic Festival & Book Fair Jawa Barat 2017, Pusdai, Bandung, Selasa (28/11/2017).

Di Jawa Barat relatif tenang, PKI tidak begitu menonjol. Tapi menurut Usep di lapis bawah suasana cukup panas terutama di kalangan petani dan pemuda, BTI dan Pemuda Rakyat. Usep yang tinggal di desa saat  itu, mengaku tahu sekali orang-orang kampung yang miskin, petani, seniman direkrut oleh PKI. Mereka ada yang main reog, kemudian BTI tiap minggu Pawai Tinglo (nasi timbel).

Lihat juga...