Proyek Pembangkit Listrik di NTT dan NTB Diharap Gairahkan Investor
KUPANG — Ekonom Dr James Adam berharap kehadiran tujuh pembangkit berkapasitas 400 mw dengan nilai investasi Rp6 triliun di NTB dan NTT selain meningkatkan rasio elektrifikasi juga menggairahkan kembali investor untuk menanamkan modalnya di daerah setempat.
“Kita berharap ada dampak positif seperti menggirahkan lagi investor di daerah untuk menanamkan modalnya guna meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat di daerah terutama yang berdiam di pedalaman,” katanya di Kupang, Jumat (20/10/2017).
Anggota IFAD (International Fund for Agricultural Development) untuk program pemberdayaan masyarakat pesisir NTT, mengatakan hal itu terkait peletakan batu pertama (groundbreaking) tujuh pembangkit yang terdiri atas enam proyek berkapasitas 350 MW senilai Rp4,8 triliun.
Di antaranya di NTT antara lain PLTMG Kupang Peaker 40 MW senilai Rp700 miliar dengan target selesai November 2018, Pembangkit di Dusun Panaf, Kabupaten Kupang, NTT, menyerap 300 tenaga kerja.
Kemudian, Mobile Power Plant (MPP) Flores 20 MW senilai Rp427 miliar di Dusun Rangko, Kabupaten Manggarai Barat, NTT yang diperkirakan menyerap 210 tenaga kerja masa konstruksi dan 25 orang fase operasi.
Menurut dia, umumnya investor mengutamakan kepastian hukum, stabilitas serta fasilitas dasar, seperti jalan, air, listrik, telekomunikasi, dan lainnya sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya di sebuah daerah.
Menurut dia, fasilitas dasar, seperti jalan, air, listrik, telekomunikasi merupakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan investor terutama untuk kelancaran dan proses produksi.
Tanpa fasilitas dasar dan sarana prasarana itu, seorang investor tentunya akan mengurungkan niatnya untuk berinvestasi, karena akan terhambat dan merugi.