Pecel Puli, Kuliner Legendaris Ponorogo

PONOROGO – Pecel puli, makanan khas Ponorogo satu ini masih bertahan hingga kini. Penikmatnya tidak hanya dari kalangan dewasa, tapi juga anak-anak. Puli terbuat dari nasi hangat dengan sedikit garam, kemudian ditumbuk hingga teksturnya lengket.

Penjual pecel puli di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis yang buka setiap hari mulai pukul 05.00-11.00 WIB, Warsiah (77), saat ditemui mengaku telah membuka warungnya sejak 1972, selalu ramai pembeli. “Pecel itu sudah banyak, jadi ditambah puli,” jelasnya, kepada Cendana News, Sabtu (28/10/2017).

Pemilik warung pecel puli, Warsiah. -Foto: Charolin Pebrianti

Warsiah membuat puli dengan resep dari ibunya. Puli terbuat dari nasi hangat ditambah sedikit garam, ditumbuk menggunakan alat tradisional berupa lumpang dan alu. Sebenarnya, puli hampir mirip dengan lontong. Hanya saja teksturnya lebih lengket dan lembut. Dan, rasanya lebih gurih karena ada tambahan sedikit garam.

“Ditumbuknya selama 10-15 menit sampai benar-benar lengket,” ujarnya.

Ada pun cara penyajiannya, potongan puli diberi taburan sayur berupa daun bayam, kangkung, terakhir disiram kuah sambel pecel semakin menambah nikmat. Rasa gurih dari puli, berpadu dengan rasa manis dan nikmat dari sayuran rebus serta kuah sambel pecel yang pedas, menambah nikmat cita rasa pecel puli.

“Kadang ada pula yang minta puli digoreng, kami juga melayani,” tuturnya.

Tidak hanya itu, saat ini warung pecel puli milik Warsiah sudah masuk ke generasi kedua. Meski sudah ganti generasi, cita rasa pecel puli tetap dijaga. Hal ini terbukti, setiap hari selalu ramai dipenuhi pembeli. “Satu hari bisa habis 5 kg beras,” paparnya.

Lihat juga...