Instruktur pengelolaan sampah dari Universitas Muhammadiyah Palembang, Erna Yuliwati mengatakan, pembelajaran yang diberikan yakni bagaimana caranya mengelola sampah non-organik menjadi benda yang beralih fungsi, dan sampah organik menjadi pupuk kompos.
“Kami sebut biang kompos yang ramah lingkungan, karena juga terbuat dari limbah rumah tangga,” kata dosen teknik kimia universitas Muhammadiyah ini.
Menurutnya, dengan menggunakan biang kompos buatan ini maka proses penguraian sampah menjadi kompos akan lebih cepat ketimbang menggunakan biang yang ada di pasaran. “Biasanya butuh 30 hari, namun dengan biang buatan ini hanya butuh 15 hari,” ujar dia. (Ant)