Anton Tabah: Presiden Sebaiknya Hindari Statemen Membingungkan
JAKARTA – Berkali-kali Presiden Jokowi membuat pernyataan yang tak jelas, bersayap dan membingungkan masyarakat.
Demikian amatan Brigjend Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo yang aktif di Komite Hukum MUI Pusat. Menurut Anton, salah satu contoh pernyataan Presiden Jokowi yang tidak jelas adalah ketika menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia meroket. Hal itu, di mata Anton, tidak didasarkan pada bukti yang kuat.
Sejumlah pernyataan Presiden Jokowi lainnya yang dianggap tidak jelas adalah ketika menyatakan bahwa yang mengancam Pancasila bukanlah PKI tapi radikalisme. Lalu pada 28 Oktober lalu menyatakan bahwa ada kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Ini sangat membingungkan masyarakat.
Oleh sebab itu, menurut Anton pula, Presiden harus lebih hati-hati mengingat dirinya adalah pimpinan negara dan pemerintahan, bukan politisi atau budayawan. Sebagai sosok negarawan, jika bicara semestinya juga harus merupakan pernyataan yang pasti. Kata-kata bersayap harus benar-benar dihindari.
“Intinya, pernyataan yang dikeluarkan sudah sebaiknya yang mencerahkan rakyat. Fakta dan data memegang peran penting,” pungkas Anton yang juga aktif sebagai anggota Dewan Pakar ICMI Pusat.