Ulinan Lembur, Ragam Dolanan Anak Sarat Makna
JAKARTA – Puluhan anak tampil mengenakan busana tradisional. Mereka bermain permainan tradisional yang dipadukan dengan seni tari, musik karawitan dan teater dalam pertunjukkannya yang dikemas begitu apik.

Para penonton yang hadir seolah bernostalgia dengan masa kecilnya, bermain oray-oray dan perepet jengkol. Yakni sebuah permainan kampung yang mereka saksikan lewat gelaran seni Mozaik Budaya Anjungan Jawa Barat bertajuk ‘Ulin Lembur’ di panggung Candi Bentar, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (16/9/2017) malam.
Kegembiraan dan tingkah lucu para bocah dalam pentas itu, dan juga banyolan Si Abah dan Si Ambu, sesekali mengundang gelak tawa penonton. Begitu juga dengan ragam tari yang ditampilkan sangat memukau, dengan gerak gemulainya.
Kepala Seksi (Kasie) Atraksi Budaya Anjungan Jawa Barat TMII, Wahyu Roche, mengatakan, Ulinan Lembur adalah permainan kampung seperti oray-orayan, perepet jengkol, cingcangkeling, dan lainnya.
Dalam pentas ini, kata Wahyu, di sela permainan mereka yang pandai menari memamerkan kepada teman-temannya. Sehingga kemasan yang ditampilkan Anjungan Jawa Barat bertajuk Ulin Lembur dalam balutan Mozaik Budaya TMII begitu memukau.
“Nilai-nilai filosofis dan kearifan lokal yang tertanam di Ulinan Lembur atau permainan tradisi juga merupakan salah satu bentuk ketahanan budaya,” jelas Wahyu.
Seperti nilai filosofi ulinan peperet jengkol. Dijelaskan Wahyu, kakawihan perepet jengkol berisi keriangan dan guyonan akan penderitaan hidup seseorang terbebani pemukul kentongan dan si penderita menjerit-jerit menahan sakit.