Status Kawah Sileri Naik Menjadi Waspada

Sedangkan suhu tanah di Kawah Timbang sejak tanggal 1 Juni 2017 sampai 13 September 2017 menunjukkan tren menurun 18,6 derajat Celcius menjadi 17,2 derajat Celcius. “Konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang sejak 25 Mei 2017 sampai 13 September 2017 berkisar antara 0,22 persen hingga 0,24 persen dan tidak menunjukkan adanya peningkatan,” tambah Surip.

Ia mengatakan berdasarkan hasil evaluasi, suhu dan konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang cenderung normal, sedangkan suhu di Kawah Sileri cenderung terus meningkat sejak 8 Juli 2017. Selain itu, kata dia, hasil pemantauan kegempaan sejak bulan Januari 2017 hingga 13 September 2017, pukul 06.00 WIB, jumlah gempa berfluktuatif, namun sejak 13 September hingga 14 September 2017, pukul 21.00 WIB, terjadi tremor menerus dengan amplituda 0,3-1 milimeter, dominan 0,5 milimeter.

“Potensi bahaya yang ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Api Dieng terutama adalah terjadinya erupsi freatik, hujan lumpur, lontaran material di Kawah Sileri, dan meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik serta aliran gas CO2 konsentrasi tinggi dan berbahaya di Kawah Timbang,” tandasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan sehubungan dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Kawah Sileri, PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 1.000 meter dari bibir kawah. Sementara bagi masyarakat yang berada di dalam radius 1 kilometer dari bibir Kawah Sileri, yakni warga yang bermukim di Dusun Sekalam dan Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara agar diungsikan sementara ke tempat yang aman.

Selain itu, masyarakat tidak melakukan aktivitas di Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO2 dan H2S yang berbahaya bagi kehidupan. PVMBG mengimbau masyarakat agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari 1 meter karena dari tempat tersebut masih berpotensi terancam bahaya gas CO2 dan H2S.

Lihat juga...