Panglima TNI: Kiai-Santri Berperan Besar dalam Memperjuangkan Kemerdekaan

Ia juga menceritakan kontribusi para ulama juga sangat besar dalam upaya mempertahankan NKRI dari penjajah, termasuk peran dari KH Hasyim Asy’ari. Atas petunjuk ulama, keluarlah keputusan resolusi jihad yang berhasil menghalau penjajah.

“Saat mendapatkan informasi bahwa sekutu akan mendarat di Surabaya, Pak Dirman melapor kepada Bung Karno dan meminta solusi kepada Kiai Hasyim. Kiai Hasyim tidak langsung menjawab, tapi beliau salat istikharah dulu. Lalu ditetapkanlah fatwa (Resolusi) Jihad,” ujar mantan Pangkostrad ini.

Saat itu, tambah dia, semua alumni Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, yang sudah menyebar di berbagai daerah dan berjumlah sekitar 20 ribuan orang, datang lagi dan berkumpul untuk bersama-sama melakukan perlawanan terhadap sekutu.

Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Kiai Abbas dari Buntet, Jawa Barat, atas perintah Kiai Hasyim, berlangsung pada 10 November 1945 dan dikenal sebagai Hari Pahlawan.

“Seharusnya serangan dilakukan pada 9 November. Tapi Kiai Hasyim meminta semuanya menunggu kedatangan Singa dari Jawa Barat (julukan untuk Kiai Abbas),” kata pria kelahiran 1960 ini.

Dalam peringatan HUT Ke-72 TNI ini, tema yang diusung adalah “Bersama rakyat, TNI kuat”. Tema tersebut diambil juga merujuk pada sejarah yang tercatat selama ini.

Dalam ziarah tersebut, Panglima dan jajarannya. Selain itu, juga ikut serta Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wakil Bupati Jombang Mundjidah Wahab. Kehadiran Panglima TNI dan seluruh jajarannya tersebut disambut oleh Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz dan Ketua Majelis Keluarga Tebuireng KH Mohammad Hasyim Karim. Tampak hadir juga adik kandung Gus Dur Hj Lily Wahid dan seluruh keluarga besar Pesantren Tebuireng.

Lihat juga...