MEDAN – Banjir rendam tiga daerah di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (16/9/2017). Dari catatan badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) banjir tersebut merendam sedikitnya 4.076 rumah di wilayah Kabupaten Asaham, Labuhanbatu Utara dan Kota Tebing Tinggi.
Banjir yang terjadi disebut-sebut akibat dari intensitas hujan yang tinggi turun secara merata di wilayah tersebut. Akibatnya sungai meluap karena tidak sanggup menampung aliran air. “Rumah yang terendam banjir itu berada di Kabupaten Asaham, Labuhanbatu Utara, dan Kota Tebing Tinggi,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Di Kota Tebing Tinggi, banjir muncul karena meluapnya Sungai Padang dan Sungai Bahilang akibat hujan lebat yang lebat. Banjir yang merendam pemukiman penduduk mencapai ketinggian sekira 1,5 meter. Banjir mulai terjadi sejak Sabtu (16/9/2017) pagi sekitar pukul 02.00 WIB.
Tercatat ada 1.958 rumah terendam banjir dan 7.768 jiwa mengalami dampak banjir di Kota Tebing Tinggi. Korban tersebar merata di lima kecamatan yakni, di Kecamatan Padang Hulu 115 KK (575 jiwa), Kecamatan Tebing Tinggi Kota 732 KK (2.485 jiwa), Kecamatan Bajenis 428 KK (2.082 jiwa), Kecamatan Padang Hilir 88 KK (440 jiwa), dan Kecamatan Rambutan sebanyak 290 KK (1.121 jiwa). Meski tidak ada korban jiwa, namum banjir tersebutasyarakat harus mengungsi ke rumah warga yang tidak terlanda banjir.
Banjir di Kabupaten Asahan melanda 20 desa dan kelurahan di tujuh kecamatan yang berlanhsung sejak Sabtu pagi hingga malam. Tujuh kecamatan yang terendam banjir tersebut adalah Kecamatan Buntu Pane, Setia Panji, Tinggi Raja, Pulau Bandring, Rahuning, Pulau Rakyat, dan Aek Ledong. Banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi secara merata di wilayah Kabupaten Asahan dan sekitarnya, termasuk bagian hulu di Kabupaten Simalungun sejak Jumat (15/9/2017) sore.