Samaan, Desa Tertinggal Kini Produktif dan Mandiri
Disebutkan pula, kondisi masyarakat sebelum dan sesudah adanya Posdaya Apel sangat jauh berbeda. Taraf hidup masyarakat kini sudah meningkat. Yang semula anaknya tidak disekolahkan, sekarang sudah disekolahkan. Penjual peyek yang awalnya hanya menjual di warung-warung, sekarang sudah dijual ke koperasi. Dulu yang hanya loper koran saja, sekarang sudah mempunyai kios sendiri, bahkan sudah memiliki sepeda motor berkat bantuan pinjaman modal dari UPPKS.
“Kalau anggota pinjam Rp1 juta, dikembalikan selama 10 bulan dengan jasa Rp100 ribu. Jadi, setiap bulannya anggota mengangsur Rp110 ribu selama 10 bulan, dan alhamdulillah berjalan sampai sekarang dan tidak ada yang macet,” terangnya.
Lebih lanjut, Purwati mengungkapkan, dulu banyak sekali warga yang terjerat hutang dengan rentenir. Banyaknya warga yang tergiur meminjam uang dari rentenir, karena mudahnya proses peminjamannya. Mereka cukup menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk dan seketika itu juga mereka sudah bisa mendapatkan pinjaman uang, namun tentunya dengan bunga yang sangat tinggi. Dengan hadirnya UPPKS dan Posdaya, pelan namun pasti warga terlepas dari jeratan rentenir.
Menurut Purwati, kondisi tersebut sudah sesuai dengan tujuan dibentuknya Posdaya Apel, yakni menyejahterakan masyarakat melalui peningkatan kemampuan Sumber Daya Masyarakat.
“Kami memang ingin agar masyarakat tidak lagi pinjam uang. Kita inginnya meningkatkan taraf hidup warga, sehingga bisa lebih sejahtera dan tidak ketergantungan dari bantuan pinjaman. Alhamdulillah, sekarang sudah ada kurang lebih 10 orang yang kita lepas, karena usahanya sudah besar”, tandasnya.