Penebangan Pohon Aren Marak, Masyarakat Peduli Kehutanan Siap Tanam Bibit

Pohon aren telah dideres untuk dimanfaatkan sebagai bahan gula aren. [Foto: Henk Widi]
Pohon aren yang sudah ditebang dan dipotong dengan ukuran 100 centimeter tersebut selanjutnya akan dibawa ke tempat pengolahan tepung aren di Kecamatan Natar. Marimin menyebut, sebagian warga menjual batang pohon aren karena di wilayah tersebut tidak ada perajin pembuatan gula aren dan hanya memanfaatkan buah aren sebagai pelengkap minuman serta mencari ijuk untuk atap bangunan.

Berbeda dengan wilayah Pasuruan yang sebagian warganya menjual pohon aren, di Desa Padan Kecamatan Penengahan, puluhan warga pemilik pohon aren sengaja mempertahankan pohon aren di dekat hutan lindung Rajabasa untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gula aren. Somad, pemilik puluhan pohon aren mengaku tanaman tersebut sengaja dipesan oleh produsen gula aren dengan sistem kontrak atau sewa dengan bagi hasil berdasarkan gula yang diperoleh. Atau sistem “ngecuk” dimana pemilik pohon akan mendapat bagian dari gula aren yang dihasilkan.

“Petani di sini sebagian besar memiliki pohon aren di kebun tapi jarang yang ditebang saat masih produktif. Bahkan dipertahankan karena menghasilkan uang dengan disewakan kepada pembuat gula aren,” terang Somad.

Somad menyebut dengan dimanfaatkannya pohon aren dibandingkan ditebang dengan keuntungan sesaat satu pohon aren hanya seharga Rp100 ribu, namun tanaman kehutanan tersebut sebenarnya juga bisa memberinya keuntungan sekitar Rp100 ribu per bulan tanpa harus ditebang. Ia bahkan berencana menambah tanaman aren di sejumlah lahan miring sebagai penahan erosi dan sekaligus pagar pembatas antar lahan kehutanan dan lahan warga.

Lihat juga...