AMBON – Kodim 1507/Saumlaki di Kabupaten Maluku Tenggara Barat berhasil membudidayakan pohon Torem yang langka dan terancam punah, padahal memiliki nilai ekonomi tinggi.
Siaran pers Penerangan Kodam XVI/Pattimura yang diterima Senin, menyebutkan, budi daya pohon Torem itu bagian dari program Emas Hijau (pemberdayaan potensi daratan terutama tumbuhan buah maupun pohon keras untuk kesejahteraan masyarakat di Maluku) yang digagas Pangdam Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo.
Torem merupakan pohon endemik Pulau Yamdena, Tanimbar, Maluku Tenggara. Mengingat harganya yang mencapai Rp3,5 juta per meter kubik, pohon ini banyak diincar oleh pembalak liar dan lambat laun bisa punah bila tidak dikembangkankan melalui budi daya dan pelestarian.
Tidak hanya di kepulauan Yanmdena, Tanimbar, pohon Torem (Manilkarakanosiensis ) juga tumbuh di Brasil dan konon tidak bisa dibudidayakan.
Pohon Torem dapat tumbuh di ketinggian 100-400 meter, di tempat basah, kering, pasir, tanah sehingga hanya bisa tumbuh di Maluku Tenggara khususnya di Pulau Yamdena.
Pohon itu termasuk famili sapotaseae, sub ordo sapotinae, ordo ebenales yang merupakan salah satu famili dari suku sapotales.
Sedangkan ciri-ciri kayu Torem memiliki struktur keras berwarna coklat kuning, coklat merah sampai coklat ungu. Bagian gubal berwarna coklat muda atau merah muda pucat, struktur kayu polos atau bergaris warna gelap dan terang, mempunyai kontur halus sampai sangat halus, arah serat lurus agak bergelombang sampai sedikit berpadu dan permukaan kayu licin mengkilap.
Torem termasuk jenis kayu keras, berat jenis rata-rata 1,03 (0,97-1,06) dengan kelas awet 1 dan kelas kuat 1.