Hutan Mahoni Lestari, Petani Ketapang Hidupi Keluarga

Areal hutan mahoni sengaja dihijaukan dan kini menjadi lokasi yang dimanfaatkan warga untuk pengepokan atau pengumpulan hasil pertanian jagung, pisang, kelapa dari wilayah Trans Aceh sebelum diangkut ke Pulau Jawa.

Pengepokan di dekat kawasan hutan mahoni tersebut diakuinya selain lokasi yang strategis karena sebagian petani mulai kesulitan mencari tempat berteduh yang masih ditumbuhi pepohonan besar dan tersisa hanya hutan mahoni yang selama puluhan tahun tetap dilestarikan oleh sang pemilik.

Sarmin mulai ikut memanfaatkan hutan mahoni tersebut dengan meminta izin kepada pengelola atau penunggu hutan tersebut untuk mengumpulkan atau memungut buah mahoni yang berjatuhan setelah satu keponakannya yang bekerja di Tangerang Banten mengetahui manfaat buah mahoni yang memiliki nilai jual tinggi.

Buah mahoni itu dibeli oleh warga negara Taiwan yang bekerja di Indonesia dengan proses pengolahan menjadi obat. Sarmin mencari buah mahoni sebagai sambilan sekaligus menjadi tambahan penghasilan yang cukup lumayan terlebih peluang tersebut belum dilirik oleh warga lain akan manfaat buah mahoni.

“Semula saya izin ke pengelola dan karena buah mahoni hanya dibiarkan berserakan terbuang maka saya kumpulkan setiap musim berbuah pada kisaran bulan Juli hingga Agustus hingga beberapa ratus kilogram,”terang Sarmin.

Ia menyebut pengelola mengizinkan pemanfaatan buah mahoni dengan catatan tidak merusak atau membakar dahan atau daun di wilayah tersebut yang bisa berimbas terjadinya kebakaran hutan.

Sarmin bermodalkan jambel (tas dari karung) serta sebuah karung dirinya mencari buah mahoni. Buah mahoni berbentuk pipih dan memiliki semacam sayap yang masih memiliki cangkang sebagian pecah saat terjatuh mulai dipisahkan dan dikumpulkan.

Lihat juga...